It's Me

It's Me

Selasa, 08 Maret 2011

Bakteri Patogen

Bakteri Patogen Pada Tanaman
            Pada bagian sebelumnya telah dikemukakan bahwa penyebab penyakit tumbuhan terdiri dari golongan cendawan, bakteri, virus, mikroplasma tanaman. Dari berbagai penyebab penyakit tersebut diatas, ketiga golongan yang disebut pertama telah diketahui paling banyak menimbulkan penyakit tumbuhan yang merugikan.
            Bakteri adalah salah satu jasad yang sangat kecil. Sampai sekarang telah diketahui kira-kira 1600 species bakteri yang sebagian besar dari jumlah tersebut termasuk saprofit. Banyak juga diantaranya yang sangat berguna untuk manusia,  karena membantu menguraikan bahan-bahan organik yang tidak  terpakai lagi. Berbagai species dapat menjadi penyebab penyakit pada  manusia dan hewan yang  menyebabkan penyakit pada tanaman telah diperkirakan sebanyak 180 sepcies. Semua bakteri yang patogenik tersebut dapat digolongkan kedalam saprofit fakultatif dan dapat ditumbuhkan pada media buatan.
            Bakteri umumnya lebih kecil daripada spora cendawana dan berukuran panjang 1-5/µ dan lebar 0,5/µ. Tetapi walaupun demikian, kemampuannya untuk berkembangbiak sangat tinggi. Bakteri dapat berbentuk bulat, silindris atau seperti spiral, yang masing-masing disebut coccus, basil, spirilium. Dinding sel untuk kebanyakan bakteri diliputi oleh selaput lendir. Lapis lendir tersebut ada  yang kuat  melekat pada dinding sel dan ada pula yang  mudah lepas. Pada umumnya bakteri yang menyebabkan penyakit pada tumbuhan mempunyai flagella. Flagella ini terdapat pada salah satu ujungnya atau dapat pula meliputi seluruh permukaan tubuh bakteri yang masing-masing disebut monotrichous, lapotrichous dan peritrichous. Perbanyak bakteri dilakukan dengan pembelahan  sel menjadi dua bagian, setiap bagia  tersebut menjadi individu yang independent. Proses pembelahan berulang kembali setiap 20-30 menit sekali. Dalam waktu tersebut biasanya pembelahan sel tersebut menjadi dewasa dan  siap membelah dua lagi. Dengan demikian reproduksi bakteri lebih sederhana bila dibandingkan dengan  cendawan. Jika bakreri memperbanyak diri pada media padat, maka akan terbentuk suatu yang  dapat dilihat.  Koloni tersebut dapat berbentuk bulat, lonjong atau tidak beraturan. Pinggiran elevasi dari koloni-koloni tersebut berbeda-beda begitu juga dengan soal warnanya  (ummnya tidak berwarna tetapi ada pula yang berwarna kuning,merah dan sebagainya).
            Beberapa jenis bakteri dapat membentuk spora. Ukuran dari spora tersebut adakalanya lebih kecil atau lebih besar dari garis tengah sel induknya. Tetapi spora bakteri ini tidak berfungsi untuk memperbanyak diri tetapi semata-mata hanya mempertahankan diri terhadap keadaan yang kurang baik bagi pertumbuhannya. Semua bakteri menyebabkan penyakit pada tumbuhan tergolong kedalam kelas Schyzomycetes dan terdiri dari berbagai ordo. Untuk mengidentifikasi bakteri tidak saja diperhatikan mengenai ukuran, bentuk, warna, banyak dan letak flagellanya, tetapi juga sifat fisiologisnya yang meliputi bentuk pertumbuhannya pada media agar pewarnaan gram, reduksi nitrat, hydrogen sulfida dan manusia, pembentukan asam dan udara  pada berbagai sumber karbon dan sebagainya. Dengan pewarnaan gram kita dapat membedakan antara bakteri Gram positif dan Gram negatif. Diantara bakteri yang meyebabkan penyakit pada tumbuhan hanya Bacillus dan Corynebacterium ini saja yang Gram positif sedangkan Agrobacterium, Erwinia, Pseudomonas dan Xanthomonas termasuk Gram negatif.
            Selain itu untuk tujuan praktis dan bersifat sementara, kiranya cukup mengadakan identifikasi bakteri dengan pengujian patogenitasnya pada berbagai tanaman inang dari species bakteri yang sudah diketahui. Metode serologi pada waktu sekarang  mulai banyak menarik perhatian, karena dapat mengidentifikasi secara cepat dan teliti. Jika suatu bakteri penyebab penyakit tanaman dapat diidentifikasikan dengan metode-metode tersebut diatas, maka dibuatlah antiserum (serum darah yang berasal dari hewan yang berdarah panas yang mengandung antibodi). Untuk pembuatan serum biasanya dipergunakan kelinci yang disuntik dengan suspensi bakteri yang telah diketahui. Setelah beberapa minggu kemudian darah kelinci tersebut di ambil. Dalam cairan darah yang bening terdapat antibodi yang khas terhadap species bakteri yang diinjeksikan ke dalam kelinci. Jika suspensi bakteri yang tidak diketahui dicampurkan dengan antiserum tersebut dan terjadi presipitasi maka bakteri tersebut tidak termasuk kedalam species yang sama, maka tidak akan terjadi presipitasi. Dan dalam hal ini yang menjadi tanaman yang diserang bakteri adalah penyakit bakteri pada tanaman kedelai.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Penyakit-penyakit Pada Bakteri
a.      Bisul bakteri
Penyakit bisul bakteri (bacterial pustule) termasuk salah satu penyakit terpenting pada kedelai karena dapat mengakibatkan tanaman menjadi rusak dan jelek. Penyakit bisul bakteri ini disebabkan bakteri Xantomonas campestris pv. Bakteri berbentuk batang dengan  flagellum polar, membentuk kapsular, tidak membentuk spora. Biakan berwarna putih kekuningan, bundar, permukaan dan tepinya halus serta berlendir.
b.      Hawar bakteri
Penyakit hawar bakteri (bacterial blight) tersebar luas di Indonesia dapat dikatakan bahwa penyakit ini terdapat di semua negara penanam kedelai. Penyakit ini disebabkan bakteri Pseudomonas syringae pv, yang bertahan dalam biji dan pada sisa-sisa tanaman sakit. Biji dapat terinfeksi selama panen dan penyimpanan. Jika biji yang berpenyakit ditanam, keping bijinya akan terinfeksi dan mungkin ini merupakan sumber penyakit yang terpenting.
c.       Layu bakteri
Adanya penyakit layu pada kedelai yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Pada tanaman kacang tanah penyakit ini menyebabkan kerugian yang lebih besar lagi pada tanaman kedelai.

B.     Gejala-gejala Penyakit Pada Kedelai
a.      Gejala penyakit bisul bakteri
Mula-mula pada daun terjadi bercak kecil berwarna hijau kekuningan dengan bagian tengahnya agak menonjol. Bercak berkembang menjadi lebih besar dan bagian tengahnya terutama pada bagian bawah daun terdapat tonjolan berwarna coklat muda. Bercak mempunyai ukuran yang bervariasi dari satu bercak kecil hingga bercak besar yang tidak teratur, yang terjadi karena bersatunya banyak bercak. Bercak mengering dan sering menjadi sobek-sobek.

b.      Gejala penyakit hawar bakteri
Pada daun terdapat bercak kecil, bersegi, tembus cahaya dan tampak kebasah-basahan, berwarna kekuningan  atau coklat muda. Bercak membesar, bagian bawahnya mengering, berwarna coklat tua atau coklat kehitaman, dikelilingi oleh halo klorotik dan kebasah-basahan. Beberapa bercak besar bersatu menjadi bagian nekrotik yang luas, sehingga daun menjadi robek-robek. Gejala dapat terjadi pada batang, tangkai daun dan polong. Biji polong yang sakit dapat keriput, atau berubah warnanya, namun adakalanya tidak bergejala sama sekali.
c.       Gejala penyakit layu bakteri
Gejalanya sama dengan gejala penyakit bisul bakteri, sama-sama menyerang pada daun yang mengakibatkan daun jadi cepat layu.

C.    Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyakit Kedelai
a.      Faktor yang mempengaruhi bisul bakteri
Penyakit berkembang dalam cuaca basah dan suhu yang relatif tinggi, dengan suhu optimum 30-350C. Penyakit ini lebih banyak terdapat pada musim hujan. Penyakit dipengaruhi oleh umur tanaman, gejala penyakit biasanya mulai tampak pada tanaman kedelai setengah umur, lebih kurang 40 hari setelah ditanam dan makin parah dengan bertambahnya umur tanaman.
b.      Faktor-faktor yang mempengaruhi hawar bakteri
Penyakit berkembang pada cuaca yang basah dan sejuk dengan suhu optimum 24-260C.
c.       Faktor-faktor yang mempengaruhi layu bakteri
Faktor yang mempengaruhi layu bakteri sama dengan faktor yang mempengaruhi bisul bakteri.
D.    Pengendalian Penyakit Bakteri Pada Kedelai
a.      Pengendalian penyakit bisul bakteri
1.      Menanam varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit
2.      Pergiliran tanaman
3.      Hanya menanam biji yang tidak terinfeksi
4.      Tidak mengerjakan tanaman pada waktu daun-daun masih basah
5.      Menimbun dengan sempurna sisa-sisa tanaman setelah panen

b.      Pengendalian penyakit hawar bakeri
1.      Menanam biji yang sehat
2.      Pergiliran tanaman
3.      Jangan mengerjakan tanaman pada waktu daun-daun masih basah
4.      Merawat biji dengan pestisida
5.      Menimbun dengan sempurna sisa-sisa tanaman setelah panen
6.      Jika dirasa perlu tanaman disemprot dengan pestisida


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Dalam pertanian bakteri juga sangat merugikan sekali. Apalagi pada tanaman kedelai, banyak sekali bakteri yang menyerang sehingga menyebabkan penyakit pada tanamn kedelai. Pada tanaman kedelai penyakit bakteri yang menyerang ada tiga, Xanthomonas campestris pv, Pseudomonas syringae pv dan Pseudomonas solanacearum. Ketiga penyakit bakteri ini harus betul-betul diperhatikan petani karena sangat merugikan terhadap panen kedelai nanti.
B.     Saran
Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu perhatikan atau periksa bibit kedelai yang cocok dengan keadaan daerah cuaca dan suhu agar saat penanaman dan panen nanti tidak ditemukannya penyakit bakteri.


DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D, 1964. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbi Djambatan, Malang.
Machmud,M, 1989. Pengamatan Penyakit Pustui dan Hawar Bakteri Kedelai. Kongres Nasional UMPFI. Cibubur. Jakarta.
Semangun, H, 1990. Penyakit-penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Gajah Mada Press. Yogyakarta.

1 komentar: